Selasa, April 07, 2009

DAKWAH DAN TRANFORMASI BUDAYA

DAKWAH DAN TRANFORMASI BUDAYA

Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Qs Al-Nahl [16] : 125).

Tafsir dan ceramah kebanyakan mengartikan hikmah dalam ayat di atas sebagai metode penyampaian dakwah, dalam tulisan ini penulis juga mengartikan hikmah itu bukan metode tetapi juga substansi. Bukan hanya “ dengan bijaksana” tetapi juga “dengan kebijaksanaan” namun dalam tafsir Depag yang besar Al-Quran dan tafsirnya menyebut-nyebut “Pengetahuan” untuk hikmah,

Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab Dakwah dan kata da’a, yad’u yang berarti panggilan, ajakan, seruan, dakwah dengan pengertian seperti di atas dapat dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur’an.

Istilah dakwah digunakan dalam Al-Quran baik dalam bentuk fiil maupun dalam bentuk masdar berjumlah lebih dari seratus kata. Sementara itu, dakwah dalam arti mengajak kepada Islam dan kebaikan, dan mengajak ke neraka dan kejahatan, Al-Quran menggunakan kata dakwah untuk mengajak kepada kebaikan maupun kepada kejahatan yang disertai dengan resiko pilihan dan secara istilah dalam Al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan makna dakwah dalam konteks yang berbeda.

Terlepas dari hal itu pemakaian kata “dakwah” dalam masyarakat Islam terutama di Indonesia, adalah sesuatu yang tidak asing, arti dari kata “dakwah” yang dimaksudkan adalah “seruan” dan “ajakan” kalau kata dakwah diberi arti “seruan” maka yang dimaksudkan adalah seruan kepada islam atau seruan islam. Demikian juga halnya kalau diberi arti “ajakan” maka yang dimaksud adalah ajakan kepada islam atau ajakan islam, kecuali itu, islam sebagai agama disebut agama dakwah, maksudnya adalah agama yang disebarluaskan dengan cara damai, tidak lewat kekerasan.

Komentar: jadi dakwah secara hikmah merupakan ajakan/seruan kepada manusia untuk kembali ke jalan Tuhan, dengan menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran guna mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan diatas adalah sebagai dasar ayat untuk berdakwah dan juga menjelaskan tentang bagaimana adab-adab di dalam berdakwah.

Kewajiban kita sebagai umat muslim adalah berdakwah namun sering kita ketahui di dalam berdakwahpun kita tidak akan bisa terlepas dengan apa yang dinamakan kebudayaan, dakwah dan kebudayaan merupakan suatu rangkaian yang kokoh yang diantara keduanya memiliki hubungan yang timbal balik yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka akan timbullah suatu cara penyesuaian agar kebudayaan sebagai sarana berdakwah tersebut tidak melanggar norma-norma di dalam agama, jadi kebudayaan-kebudayaan yang melanggar nilai-nilai ajaran islam itu kita hapuskan/kita ubah agar tidak melanggar ajaran islam yang sacral sebagai wujud dakwah kita dalam kaitannya dengan tranformasi budaya. Namun budaya yang tidak melanggar ajaran islam tersebut kita lestarikan.
Sebelum membahas dakwah dan transformasi budaya lebih dalam lagi mari kita lihat di dalam uraian ini tentang agama dan kebudayaan

A. Agama dan kebudayaan
Agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan
1. Keduanya adalah sistem nilai dan sistem symbol
2. Keduanya mudah terasa terancam setiap kali ada perubahan.

Dalam skala global, ada sedikitnya tiga persoalan yang dihadapi agama dan kebudayaan, sendiri-sendiri atau bersama-sama,

1. Agama menghadapi sekularisasi, sekularisasi objektif berupa dipisahkannya agama dari lembaga lain dan sekularisasi subjektif ketika orang merasa tak ada hubungan antara pengalaman keagamaan dengan pengalaman sehari-hari

2. kebudayaan menghadapi uniformasi, yaitu proses digantikannya diversifikasi kebudayaan yang berupa pilihan budaya individual oleh uniformasi kebudayaan.

3. Agama dan kebudayaan bersama-sama menghadapi persoalan alienasi metafisik yaitu perasaan tak berdaya manusia menghadapi realitas.

Komentar: dari uraian diatas jadi agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan yang sama dan persoalan yang dihadapi juga sama itu menunjukkan bahwa agama dan kebudayaan mempunyai hubungan yang kokoh yang mempunyai suatu ikatan yang saling mempengaruhi di antara keduanya sehingga kaitannya dengan dakwah kita maka kita harus mencari suatu cara agar dakwah kita ini melalui kebudayaan-kebudayaan di sekitar manusia, dapat mendorong manusia untuk mengatasi persoalan-persoalan yang sedang dihadapinya, sehingga dakwah kita ini tidak selalu melangit tetapi juga membumi. Jadi dakwah ini tidak hanya untuk kesejahteraan di masa yang akan datang tetapi juga untuk kesejahteraan di masa sekarang ini.

B. Dakwah
Kalau orang bertanya apakah ganti “islam dan kemajuan” dalam bidang kebudayaan? Sebenarnya jawabannya tidak sederhana. Akan tetapi kita, dapat meringkasnya dengan “islam dan kebijaksanaan kenabian” sedangkan “kemajuan” digantikan oleh kebijaksanaan kenabian” lalu pada hakikatnya sampai di manakah dakwah itu mempengaruhi transformasi budaya, ada beberapa bagian di dalam dakwah yang mempengaruhi perubahan budaya seperti halnya di bawah ini.

1. Cara beragama, menuju islam yang kaffah tetapi didalam praktiknya harus ada diversifikasi, dengan maksud agar setiap sector social yang mempunyai nilai-nilai budaya yang berbeda dapat sejalan dengan dakwah yang kita berikan.

Komentar: sehingga dakwah kita dapat mempengaruhi perubahan budaya. Di sekitar lingkungan masyarakat yang akhirnya menjadi transformasi budaya yang sesuai dengan nilai-nilai islami sehingga otomatis dapat merubah perilaku masyarakat di daerah tersebut.

2. Bidang filsafat ada kontradiksi dalam pemikiran yang di satu pihak menimbulkan dinamika, tetapi di lain pihak menyebabkan perpecahan, kontradiksi itu ialah antara idealisme dan materialisme, antara fasisme dan demokrasi, antara individualisme dan kolektivisme, tradisi apollonesian dan dionesian, eksistensialisme dan sosiologisme, teisme dan ateisme, teosentrisme dan humanisme, determinisme dan voluntarisme; semua kontradiksi itu harus didamaikan.

komentar: dengan cara dakwah yang mengenalkan nilai-nilai budaya yang telah dilestarikan islam yang di dalamnya terdapat nilai-nilai yang luhur yang menjunjung harkat dan martabat manusia sehingga manusia akan sangat banyak terpengaruh terhadap dakwah tersebut sehingga sedikit banyak dapat menghapus pengaruh negative dari faham-faham filsafat di atas. Sehingga dengan keluhuran nilai-nilai budaya-budaya islam maka budaya-budaya filsafat diatas dapat berubah menjadi budaya islami, secara bertahap.

3. Ilmu, pengertian ilmu secara fenomenal dapat dipandang sebagai produk, proses dan paradigma etika (sikap atau nilai). Sebagi produk, ilmu adalah semua pengetahuan yang telah diketahui, dan dispakati oleh sebagian besar masyarakat ilmiah, sebagi proses ilmu adalah kegiatan social untuk memahami alam dengan metode ilmiah. kita harus pandai membedakan antara science wisdom (hikmah), dan truth (haq). Banyak orang pandai dari kalangan ilmuwan-ilmuwan islam telah banyak menciptakan cabang-cabang ilmu pengetahuan yang di dasari dari nilai ajaran-ajaran agamanya.
Komentar: yang sekaligus dengan tujuan dakwahnya tersebut, dapat menghasilkan ilmu-ilmu yang menjadi suatu jajaran ilmu pengetahuan yang mengandung nilai-nilai islam seperti ilmu mantiq islam, ilmu-ilmu alam yang berasal dari ayat-ayat Al-Quran, sosiologi islam, psikologi islam, filsafat islam, dan ilmu-ilmu lainnya yang kesemua itu sangat mempengruhi proses perubahan budaya di tengah masyarakat karena dengan berkembanganya ilmu-ilmu tersebut maka banyak orang-orang yang terpengaruh pola pikiranya dan perilakunya dengan nilai-nilai islami dan kemudian banyaklah orang-orang yang masuk agama islam.

4. Sejarah, dengan kita berdakwah menggunakan media sejarah pada masa lampau yaitu dengan menceritakan keberhasilan-keberhasilan pada masa lampau yang dimana umat islam mencapai kejayaannya pertama kalinya dibawah pimpinan Baginda Rasulullah Saw.

Komentar: Dengan kita menceritakan strategi apa saja yang dilakukan Beliau maka orang-orang yang kita dakwahi akan tertarik untuk meniru perilaku Rasulullah tersebut sehingga ini menyebabkan suatu perubahan besar terhadap pola pikirnya yang akhirnya kebudayaan yang mereka miliki juga akan berubah, dengan sendirinya sesuai dengan pola pikir yang dikembangkannya, yang mencontoh kepimpinan Rasulullah Saw.

5. Dekonstruksi, kita perlukan karena selama ini umat islam selalu digambarkan sebagai “pembangkang” sepanjang zaman, tanpa penjelasan yang memadai mengenai sebab-musababnya.

Komentar: dakwah ini sangat perlu untuk menjelaskan kepada masyarakat islam yang awam untuk menjelaskan kembali tentang kebenaran sejarah islam pada zaman Rasulullah dan para sahabatnya bahwa sesungguhnya kebenaran sejarah membuktikan bahwa umat islam bukanlah umat yang membangkang namun umat yang tertindas di bawah kekuasaan kaum kafir quraisy tentunya sebelum mencapai kejayaannya, bahkan setelah mencapai kejayaannyapun umat islam bukanlah umat pembangkang namun sebagai umat yang terbaik yang memberikan suatu teladan yang baik bagi umat-umat yang lain, dengan penjelasan ini maka masyarakat awam islam maupun masyarakat di luar islam akan berubah pola pikirnya dan akan berubah juga pola kebudayanya budaya-budaya yang anti islam menjadi budaya yang cinta islam.
6. Bahasa, kiranya program yang paling mendesak ialah menjadikan umat yang monolingual dan bilingual menjadi umat yang mulilingual setidaknya ada empat bahasa yang kita perlukan, yaitu bahasa daerah, dan bahasa nasional kita perlukan dalam konunikasi internal, bahasa arab untuk agama dan bisnis, dan bahasa inggris untuk komunikasi intelektual dan internasional.

Komentar: dakwah kita harus menjadikan umat yang multilingual agar umat ini bisa membedakan mana bahasa yang wajib dikuasai bagi umat islam sebagai pendakwah yang didalam dunia internasional itu dapat diterjunkan disetiap tempat jadi menjadi umat yang daya jangkaunya lebih luas sebagai seorang dai, dengan semangat berdakwah maka umat juga akan terdorong untuk berubah dari budaya umat yang bilingual menjadi budaya umat yang multilingual.

C. Pengertian budaya dan kaitan budaya dengan agama
1) pengertian budaya
Kebudayan adalah keseluruhan pengetahuan yang dipunyai oleh manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah perangkat-perangkat model pengetahuan yang secara selektif dapat digunakan untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan yang dihadapi, dan untuk mendorong dan menciptakan tindakan-tindakan yang diperlukan.
Dalam pengertian tersebut, kebudayaan adalah suatu kumpulan pedoman atau pegangan yang kegunaannya operasional dalam hal manusia mengadaptsi diri dengan dan menghadapi lingkungan-lingkungan tertentu, isi kebudayan itu berupa konsep-konsep. Konsep-konsep tersebut dapat dikategorisasi, diurai atau dipilih, diseleksi, dan dirangkai, yang hasil seleksinya menjadi nilai sehingga kebudayaan itu ada hal-hal yang rasional juga ada hal-hal yang emosional.

Komentar: jadi budaya merupakan hasil, cipta, rasa dan karsa manusia yang dimana itu merupakan hasil penginterpretasian manusia terhadap lingkungannya yang akhirnya melahirkan suatu pedoman-pedoman untuk melakukan suatu tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kehidupannya.

2) Kaitan budaya dengan agama
Agama sebagai budaya, juga dapat dilihat sebagi mekanisme control, Karena agama adalah pranata social dan gejala social, yang berfungsi sebagai control terhadap institusi-institusi yang ada. Dalam soal kebudayan dan peradaban dikenal umat islam berpegang pada kaidah: Al-Muhafadhatu ala al-qadim al-shalihwa al-akhdu bi al jaded al-ashlah, artinya memelihara pada produk budaya lama yang baik dan mengambil produk budaya baru yang lebih baik. Seperti contohnya: ketika Nabi Muhammad dalam kerasulannya tidak membabat habis tradisi arab, tetapi memberi spirit dengan ajaran islam. Jika budaya arab tersebut bertentangan dengan islam maka nabi Muhammad memberikan tata cara baru. Cara berpakaian orang islam arab adalah kebudayaan orang arab yang telah ditradisikan oleh islam di arab. Tata cara berpakaian itu tentunya terkait denagn tradisi, iklim, suasana psikologis yang memang relevan dengan orang arab

Komentar: jadi agama dan budaya memiliki kaitan yang erat, dalam menafsirkan Al-quran dan As-sunnah membutuhkan interpretasi pemahaman dan alat yang digunakan itu adalah kebudayaan karena dalam melihat realitas agama harus melihat perilaku masyarakat beragama.

D. Transformasi budaya
Dakwah sangat mempengaruhi adanya proses perubahan budaya di dalam masyarakat dakwah itu sendiri merupakan suatu penyampaian terhadap suatu ajaran agama yang apabila dakwah tersebut berhasil maka akan sangat berperan penting di dalam proses perubahan kebudayaan dan social didalam masyarakat tersebut secara luas, seperti halnya pengenalan nilai-nilai ibadah haji terhadap kehidupan orang madura, tanpa haji orang madura hanya akan lahir-kawin-mati, tetapi sekarang, orang madura lahir-kawin-haji-mati. Demikian juga acara muludan, seaman yang bahkan termasuk acara dalam peringatan-peringatan di kraton yogyakarta. Perkembangan kebudayaan dicapai melalui tiga tahap, yaitu pembakuan, pencairan, dan pembaruan. Perkembangan tersebut terjadi karena adanya kreativitas dan dinamika dalam, dakwah yang terjadi yang berasal dari dalam maupun dari luar masyarakat muslim itu sendiri maupun pengaruh lain dari luar daerah tersebut. Kita terkadang terlalu cepat mengadili bahwa pengaruh dari luar selalu negative, persoalannya adalah bagaimana menjadikan pengaruh itu positif dan itulah salah satu tujuan dakwah dalam menerima budaya dari luar untuk ditransformasikan agar sesuai dengan nilai-nlai islam dan kemudian ditransfer kepada masyarakat yang menjadi objek dakwah kita. Setelah suatu system budaya memiliki symbol yang mencapai tingkat kematangan selalu ada pembakuan, demikian terjadi pembakuan dalam kaligrafi, seolah-olah model huruf itu sudah final, dan tidak bisa diubah. Setelah pembakuan ada pencairan kebudayan kadang-kadang masa pencairan itu lama, karena orang sering tidak bisa membedakan antara agama yang abadi dan kebudayaan yang temporer. Pembaruan system symbol di dalam budaya tersebut terjadi karena perubahan social, dari sifatnya yang kolektif menjadi individual, kaligrafi berubah jadi seni lukis, tembang jadi geguritan.

Komentar: jadi dakwah sangat berpengaruh terhadap terjadinya proses perubahan budaya di dalam masyarakat, namun dakwah yang bagaimanakah yang dapat menyentuh dan merubah pola kehidupan masyarakat tentu saja dakwah yang sesuai dengan objek dakwah yang menjadi sasarannya sehingga dakwah itu dapat berhasil dengan baik perkembangan di dalam kebudayaan itu melalui tiga tahap yaitu pembakuan, pencairan, pembaruan, jadi kebudayaan memiliki tahap-tahap untuk berkembang, yang dari tahapan-tahapan itu memiliki ciri khas yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.


E. Perubahan budaya di era globalisasi
Globalisasi dewasa ini menampilkan suatu corak hubungan antar bangsa yang tidak seimbang, hubungan antara Negara-negara maju dan Negara-negara berkembang masih ditandai oleh polarisasi kuat-lemah. Hal ini pada gilirannya akan menyebabkan terjadinya “akulturasi asimetris” (asymmetrical acculturation) yaitu bahwa pengaruh Negara-negara maju yang dominan dalam bidang ekonomi dan iptek atas dasar Negara-negara berkembang juga memasuki bidang-bidang non-ekonomi, seperti politik dan budaya.

Akulturasi asimetris mendorong penetrasi budaya asing ke dalam wilayah budaya nasional suatu bangsa dan mengakibatkan terjadinya transformasi budaya yang timpang. Proses transformasi budaya ini acapkali menimbulkan “keterkejutan budaya” (cultural shock) di kalangan bangsa yang tidak memiliki ketahanan budaya yang kuat. Sebagai akibatnya, bangsa tersebut mengalami kegamangan budaya dan terjebak ke dalam persepsi kehebatan budaya bangsa lain.

Pada tingkat tertentu gejala kegamangan budaya menghinggapi sebagian masyarakat Indonesia, seperti tampak pada responsi terhadap budaya asing yang tidak kritis, rasional, dan proporsional- umpamanya lebih menekankan pengambilalihan budaya dalam arti terbatas (seni dan mode kehidupan) dari pada pengambilalihan iptek.

Sebagai proses mendunianya kehidupan umat manusia, globalisasi mendorong persebaran dan pertukaran nilai budaya yang tidak lagi mengenal batas geografis. Proses ini mengakibatkan terjadinya transformasi peradaban dunia dalam proses modernisasi dan industrialisasi yang dahsyat, yang menciptakan perubahan pada struktur dan pranata masyarakat.

Sebagai akibat dari modernisasi dan industrialisasi adalah munculnya masyarakat modern atau masyarakat industrial. Masyarakat modern mempunyai pandangan dunia yang bertolak dari suatu anggapan tentang kekuasaan manusia (antroposentrisme), yaitu bahwa manusia merupakan pusat kehidupan. Dalam pandangan ini, manusia mempunyai kekuasaan untuk menentukan kehidupannya sendiri. Paham tentang kekuasaan manusia atau antroposentrisme ini melahirkan pandangan kemanusiaan sekuler (humanisme sekuler) yang menekankan rasionalitas (kekuasan akal pikiran), individualitas (kekuasaan diri pribadi), materialitas (kekuasaan harta benda), dan relativitas (kekuasaan nilai kenisbian).

Masyarakat modern sering juga disebut sebagai manusia tekno-sruktur sangat terikat dengan struktur-struktur kehidupan yang teknologis. Manusia dalam hal ini menjadi otomaton-otomaton kehidupan, yang percaya pada kemampuan diri namun sangat tergantung pada benda yang diciptakannya sendiri.

Kita menyaksikan dewasa ini dampak negative dari globalisasi, yaitu berkembangnya beberapa kecenderungan hidup seperti kecenderungan materialistic (pendewaan terhadap materi) kecenderungan individualistic (pendewaan terhadap diri), dan kecenderungan hedonistic (pendewaan terhadap hasrat badani).

Komentar: Kecenderungan-kecenderungan tersebut sedikit banyak sudah menggejala dalam kehidupan sebagian masyarakat Indonesia, sehingga juga sangat berpengaruh besar terhadap perubahan budaya yang ada di Indonesia terutama di kota-kota besar, itu merupakan tantangan umat beragama untuk mencari jalan bagimana cara mengatasinya terutama bagi para-para pendakwah yang sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan budaya yang ada di dalam masyarakat agar arus negative yang berasal dari luar itu dapat terfilter dengan nilai-nilai ajaran agama sehingga budaya yang diserap hanya budaya yang positif sedangkan budaya yang negative dibuang, sehingga apabila nilai-nilai ajaran agama khususnya agama islam melekat pada setiap umat islam maka pengaruh negative yang merusak di zaman globalisasi ini akan dapat terblokir dengan nilai-nilai kesakralan ajaran agama tersebut.

F. kaitan dakwah terhadap transformasi budaya karena efek negatif di zaman globalisasi sekarang ini.

Untuk menghadapi fenomena di atas diperlukan adanya strategi kebudayaan, yakni kerangka praktis yang melibatkan unsure-unsur kebudayaan (cultural universals) social, ekonomi, politik, iptek, seni, dan agama untuk mewujudkan cita-cita social masyarakat.

Jika cita-cita social tersebut diletakkan dalam konteks agama maka masyarakat ideal yang ingin diwujudkan dengan strategi kebudayaan adalah masyarakat agama atau masyarakat keagamaan, karena tujuannya bersifat keagamaan maka pendekatan strategi kebudayaan yang akan diterapkan harus pula bersifat keagamaan, atau berdasarkan nilai-nilai agama. Untuk mewujudkan masyarakat agama maka yang dilakukan adalah dengan menggunakan dakwah yang meliputi enam nilai yaitu

1. Nilai agama: dengan cara menyeru kepada manusia atau masyarakat agar mereka sadar akan hubungannya dengan Tuhan dan alam semesta, penghayatan tentang nilai ini akan memberikan makna bagi masyarakat dalam kehidupan kebudayaannya.
Komentar: Berdakwah dengan mengingatkan kepada manusia kembali akan pentingnya nilai-nilai ketuhanan sehingga manusia lebih mengetahui arahnya di dalam kehidupan bahwa ada kehidupan sesudah meninggal sehingga manusia lebih berhati-hati dalam berbuat, dan juga agar menyadari bahwa ada yang mengawasinya di setiap gerak-gerik di dalam kehidupannya sehingga dia berusaha sebaik-baiknya untuk mempersiapkan bekal menuju kematiannya karena dia sadar tidak akan hidup selamanya di dunia ini.

2. Nilai ekonomi: dengan cara menyeru kembali kepada masyarakat akan pentingnya nilai ekonomi karena apabila nilai ini tidak terpenuhi maka masyarakat tidak bisa hidup membangun kebudayaannya, jadi mendorong manusia untuk menciptakan kegunaan alam sekitar sesuai hukum dan norma alam itu sendiri.

Komentar: Berdakwah dengan menyeru kembali kepada masyarakat agar masyarakat tersebut memanfaatkan akal yang dimilikinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memanfatkan sumber daya alam yang ada di sekitarnya sesuai dengan hukum dan norma alam itu sendiri. Ini suatu langkah dakwah untuk mendorong masyarakat meningkatkan daya kreativitasnya agar menjadi masyarakat yang mempunyai keahlian dan kemampuan untuk memanfaatkan kekayaan alam yang ada di sekitarnya guna memenuhi kebutuhan sekarang dan kebutuhan yang akan datang.

3. Nilai ilmu berfungsi untuk menyelidiki dan mengetahui hukum alam yang tidak lain adalah hukum Tuhan itu sendiri, pengetahuan akan hukum alam yang mengakibatkan penguasaan atas ilmu pengetahuan dan teknologi akan membawa kemungkian dan kemudahan bagi manusia untuk menjalankan kehidupan dan membangun kebudayaannya.

Komentar: Berdakwah dengan memperingatkan kembali akan perlunya ilmu bahwa dengan manusia menguasai ilmu pengetahuan maka manusia akan dapat dengan mudah menjalankan kehidupannya dan membangun kembali kebudayannya terutama apabila ilmu itu dilandasi terhadap nilai-nilai ajaran islam maka ilmu tersebut akan menciptakan suatu kebudayaan yang baik yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai islam dan nilai-nilai di dalam kehidupan sehingga ilmu itu menjadi ilmu berguna terutama bagi masyarakat islam maupun masyarakat lain.

4. Nilai keindahan untuk mendatangkan bagi manusia kepuasan perasaan, dalam hal ini, penghadapan manusia terhadap alam bukan hanya untuk memperoleh kemungkinan (sebagai hasil dari ilmu pengetahuan) tapi juga sebagai sumber kepuasan batin tentang keindahan.

Komentar: Berdakwah kepada masyarakat dengan mengingatkan akan pentingnya nilai keindahan, dengan menunjukkan kepada manusia bahwa keindahan yang dapat kita nikmati sampai sekarang adalah merupakan hasil ciptaan Allah Swt sehingga manusia dapat menghargai keindahan dari kebudayaan yang ada dengan cara melestarikannya tidak menghancurkannya atau merusaknya karena itu semua adalah karunia yang berasal dari Allah Swt.

5. Nilai solidaritas juga sangat penting terutama dalam hubungan manusia dengan sesama manusia. Nilai ini untuk mempersatukan umat manusia (masyarakat) dalam membina kehidupan bersama dalam masyarakat. Pada hakikatnya manusia berkepentingan untuk bersama dan bekerja sama dalam kehidupan.

Komentar: Berdakwah kepada manusia dengan mengingatkan bahwa manusia tidak akan hidup sendiri tanpa bantuan terhadap individu lain karena pada dasarnya manusia diciptakan beraneka macam budaya, ras, dan agama oleh Allah adalah untuk saling kenal-mengenal dan saling Bantu-membantu itu merupakan sunnatullah dari Allah dengan pemahaman seperti itu maka manusia akan sadar dan akan muncul suatu budaya kekeluargaan, tolong-menolong, dan saling-menhargai.

6. Nilai kuasa atau nilai politik berfungsi untuk mengatur kehidupan bersama tadi. Jika nilai solidaritas lebih berdimensi horizontal yang membuat manusia saling mengasihi, menyayangi, dan tolong menolong, maka nilai kuasa berdimensi vertical yaitu mengatur kehidupan masyarakat yang mungkin melahirkan perebutan kekuasaan antar kelompok-kelompoknya dalam suatu integrasi yang dinamis.

Komentar: Berdakwah kepada manusia dengan mengingatkan bahwa sangat penting kekuasaan politik karena agama islam tidak akan bisa berdaulat tanpa adanya kekuasaan politik di bidang pemerintahan sehingga sebagai penyalur aspirasi masyarakat muslim di bidang pemerintahan itu haruslah ada. yang mempunyai tujuan untuk menyalurkan pandangan pola pikir guna mewujudkan kemasalahatan masyarakat muslim, secara bersama jadi masyarakat sangatlah perlu untuk memikirkan hal-hal yang berkaitan terhadap kekuasaan-kekuasaan politik islam sebagai tujuan bersama apabila masyarakat muslim dapat memikirkannya dan mengambil tindakan dengan adanya kekuasaan politik islam maka masyarakat muslim dengan kekuasaan politik islamnya, juga dapat merubah budaya yang merusak tatanan moral menjadi budaya yang islami yang sangat berguna untuk kemajuan umat manusia di dalam segala bidang pembangunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar